Rasa Takut kepada Allah: Cahaya Hati yang Menuntun ke Surga
1. Kedudukan Rasa Takut kepada Allah dalam Islam
Ibnu Taymiyah rahimahullah berkata:
"Takut yang terpuji adalah yang dapat menghalangi seseorang dari melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah." (Madarijus Salikin 1/551)
Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa hati dalam perjalanannya menuju Allah diibaratkan seperti burung:
"Cinta kepada Allah adalah kepalanya, sementara takut dan harap adalah kedua sayapnya. Jika kepala dan kedua sayapnya baik, maka burung akan terbang dengan baik. Namun, jika kepalanya terpotong, burung akan mati, dan jika kehilangan sayapnya, ia mudah ditangkap oleh predator."
Ibrahim bin Sufyan juga berkata:
"Jika rasa takut bersemayam dalam hati, maka ia akan membakar syahwat dan mengusir kecintaan terhadap dunia."
2. Keutamaan dan Balasan bagi Orang yang Takut kepada Allah
Allah Ta’ala berfirman:
"Mereka berkata: 'Sesungguhnya kami dahulu, ketika berada di tengah keluarga, merasa takut (akan azab Allah).' Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka." (QS. Ath-Thur: 26-27)
Dalam ayat lain, Allah berfirman:
"Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari hawa nafsunya, maka sungguh surgalah tempat tinggalnya." (QS. An-Nazi’at: 40-41)
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya... di antaranya seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, lalu ia berkata, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah.'" (HR. Bukhari & Muslim)
3. Macam-Macam Rasa Takut
Menurut Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh rahimahullah, rasa takut terbagi menjadi beberapa jenis:
Takut Rahasia (Khauf Sirri), Takut kepada selain Allah, seperti berhala atau thagut, dengan keyakinan bahwa mereka bisa menimpakan bahaya. Hal ini termasuk kesyirikan.
"Mereka berkata: 'Sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila kepadamu.'" (QS. Hud: 54-55)
Takut yang Menghalangi Kewajiban, Takut kepada manusia sehingga meninggalkan kewajiban adalah sesuatu yang haram.
"(Yaitu) orang-orang yang kepada mereka dikatakan: 'Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka.'" (QS. Ali Imran: 173)
Takut Tabiat (Manusiawi), Takut terhadap musuh atau binatang buas adalah hal yang wajar dan tidak tercela.
"Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut dan penuh kekhawatiran." (QS. Al-Qashash: 21)
4. Tipu Daya Setan dalam Menakut-Nakuti Orang Beriman
Allah Ta’ala berfirman:
"Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti kamu dengan kawan-kawannya. Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar beriman." (QS. Ali Imran: 175)
Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan:
"Di antara tipu daya setan adalah menakut-nakuti orang beriman dengan pasukan dan wali-walinya agar mereka tidak berjihad, tidak menyeru kepada kebaikan, dan tidak melarang kemungkaran. Allah telah melarang kita takut kepada mereka."
5. Cara Meningkatkan Rasa Takut kepada Allah
Meningkatkan Ilmu dan Pemahaman tentang Allah
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama." (QS. Fathir: 28)
Banyak Berdzikir dan Merenungkan Ciptaan Allah
"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring serta memikirkan penciptaan langit dan bumi." (QS. Ali Imran: 191)
Bergaul dengan Orang Shalih
"Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari dengan mengharap keridaan-Nya." (QS. Al-Kahfi: 28)
6. Buah dari Rasa Takut kepada Allah
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata:
"Barangsiapa takut kepada Allah, maka Allah akan menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Dan barangsiapa tidak takut kepada Allah, maka ia akan takut kepada segala sesuatu." (Syu’abul Iman lil-Baihaqi 3/206)
Yahya bin Mu’adz Ar-Razi berkata:
"Semakin besar kecintaanmu kepada Allah, semakin besar pula kecintaan manusia kepadamu. Dan semakin besar rasa takutmu kepada Allah, semakin besar pula wibawamu di hadapan manusia." (Syu’abul Iman lil-Baihaqi 3/208)
Seorang ulama juga berkata:
"Rasa takut mencegahku dari makan dan minum, sehingga aku tidak berselera terhadapnya." (At-Takhwif minan-Nar li Ibnu Rajab, hlm. 122)
Dengan memahami hakikat takut kepada Allah, kita bisa menjadikannya sebagai sarana mendekat kepada-Nya dan meraih ketenangan hidup di dunia serta keselamatan di akhirat. Semoga kita termasuk hamba yang memiliki rasa takut yang benar kepada Allah. Aamiin.
Posting Komentar